Jakarta, 7 November 2025. PT Waskita Karya (Persero) Tbk menjadi salah satu finalis dalam Bentley’s Going Digital Awards Year in Infrastructure (YII) 2025 yang digelar di Amsterdam, Belanda. Inovasi digital Perseroan dalam membangun proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B Velodrome-Manggarai dinilai mampu meningkatkan efisiensi, keselamatan, sekaligus keberlanjutan dalam proses konstruksi.
Dalam ajang tahunan yang diikuti 250 nominasi dari 47 negara tersebut, Waskita menampilkan teknologi untuk mempermudah pengerjaan proyek di tengah padatnya perkotaan. Seperti diketahui, pembangunan LRT Jakarta Fase 1B memiliki panjang 6,4 kilometer (km) dari total 46,8 km.
Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan, tidak mudah membangun moda transportasi massal di kawasan perkotaan. Maka diperlukan solusi inovatif guna menangani kompleksitas di lapangan.
“Dengan kondisi yang cukup menantang, Waskita tetap berkomitmen mengerjakan LRT Jakarta Fase 1B secara tepat waktu dan memperhatikan mutu. Terbukti progres saat ini mencapai 77,96 persen, lebih cepat dari target yang sebesar 76,49 persen, ditargetkan rampung pada Agustus 2026,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (7/11/2025).
Demi mempercepat pembangunan, lanjutnya, Waskita menerapkan solusi digital berbasis Building Information Modelling (BIM) dan teknologi Bentley Systems. Perseroan pun memanfaatkan drone fotogrametri serta simulasi 4D untuk memantau dan mengelola proyek secara real time.
Ermy menjelaskan, Waskita menggunakan platform digital terintegrasi yang menggabungkan data spasial, model BIM, dan jadwal pekerjaan dalam satu sistem. Cara ini bertujuan memudahkan seluruh tim, baik teknis maupun nonteknis, untuk mengakses informasi proyek secara langsung serta cepat mengambil keputusan.
“Berkat metode tersebut, Waskita berhasil mengidentifikasi dan menyelesaikan lebih dari 1.200 potensi kendala sebelum proses konstruksi berlangsung. Tidak hanya meningkatkan keselamatan kerja, implementasi simulasi 4D juga mendorong Perseroan menuju metode konstruksi yang lebih efisien dan presisi,” tuturnya.
Dirinya mengungkapkan, secara finansial inovasi digital itu berdampak signifikan, karena Perseroan mampu menghemat hingga 14,82 juta dolar AS. Bahkan dapat menekan konsumsi material lebih dari 7,3 juta dolar AS.
“Dari sisi operasional juga terjadi peningkatan 80 persen pada efisiensi data serta pengurangan waktu permodelan sampai 40 persen. Kemudian bisa menurunkan inpeksi fisik sebesar 20 persen,” jelas Ermy.
Inovasi digital pada pengerjaan LRT ini turut mendukung target Net Zero Emission (NZE) pemerintah, karena berkontribusi terhadap aspek keberlanjutan dengan potensi pengurangan emisi karbon antara 4.000 hingga 5.500 per tahun. Upaya tersebut mendorong pembangunan kota yang lebih cerdas dan ramah lingkungan.
“Waskita Karya mendukung usaha pemerintah dalam menurunkan jejak karbon kota melalui penciptaan moda transportasi ini,” kata dia. Ermy melanjutkan, penyelesaian proyek milik PT Jakarta Propertindo ini sudah sangat dinantikan masyarakat luas, salah satunya karena akan menyempurnakan integrasi transportasi di Stasiun Manggarai sekaligus mengurai kemacetan di Jakarta.



